Minggu, 05 Juni 2016

Indonesia Berani untuk Nuklir


Indonesia Berani untuk Nuklir

Ada pepatah bilang “tak kenal maka tak sayang”, untuk menyayangi pasti butuh keberanian. Maka dari itu untuk Indonesia berani nuklir, kita perlu mengenal yang namanya “nuklir”. Bukan hanya dari pengertian maupun sejarahnya semata, disini saya juga akan memaparkan kegunaan, dampak negative beserta cara menanggulanginya dan memaparkan kesiapan Indonesia dalam menerima nuklir dengan keberanian di kehidupan sehari-hari.
 Pengertian Nuklir
 Dalam   pengertian   umum,   nuklir   adalah   berhubungan   dengan    atau menggunakan  inti  atau energi  (tenaga) atom.( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hlm. 618)
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu benda yang terdiri atas proton, neutron dan elektron. Nuklir  merupakan inti atom yang tersusun dari proton dan neutron, namun proton dan neutron ini juga tersusun dari beberapa partikel yang jauh lebih kecil bernama kuark.( Ngarayana. “Nuklir Untuk Kehidupan” sebagaimana dimuat dalam http://www.batan.go.id/psjmn/?p=137 terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 2:23 WIB)
Dalam fisika nuklir, dikenal dengan dua reaksi nuklir yakni reaksi fusi dan reaksi fisi. Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan melepas atau menyerap energi. Ketika inti  atom hasil  tabrakan  lebih  ringan  dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir melepaskan energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir menyerap energi.(“Teknologi Nuklir” http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_nuklir terakhir diakses tanggal 14 Juni 2013 pukul 14:40 WIB)
Nuklir merupakan benda misterius yang mana manusia selalu berusaha untuk menguak rahasianya. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meneliti teknologi nuklir tersebut. Albert Einstein (1879-1955), melalui teori Relativitas Khusus mengungkapkan bahwa massa dapat dianggap sebagai bentuk lain dari energi. Menurut Einstein, jika entah bagaimana massa diubah menjadi energi, dan akan mungkin untuk membebaskan sejumlah besar energi. Hal ini kemudian diteliti dan dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan lain dan akhirnya menemukan energi nuklir dengan berbagai pengaplikasian teknologi nuklir tersebut. Akan  ada banyak manfaat yang diperoleh manusia jika teknologi nuklir ini dimanfaatkan secara benar.
Bahan pembuat nuklir adalah Uranium. Uranium merupakan unsur radioaktif.

Sejarah penemuan nuklir dimulai dari penemun  Wilhem K. Roentgen (1845-1923) yaitu suatu sinar yang belum diketahui namanya yang sekarang kita kenal sebagai Sinar-X atau disebut juga dengan nama sinar Roentgen. Sampai saat ini perkembangan nuklir sudah sangat maju, semakin banyak teknologi baru yang tercipta dari teknologi nuklir serta pemanfaatanyadiaplikasi dari teknologi nuklir yang tidak hanya membahayakan tetapi juga dapat memberi manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia.
Di Indonesia, pengembangan teknologi nuklir telah diupayakan dengan cara mendirikan Badan Atom Tenaga Nasional (BATAN) yang bertugas mengoperasikan fasilitas penelitian teknologi nuklir di Jakarta, Serpong, Bandung dan Yogyakarta.

Manfaat nuklir 
Pemanfaatan nuklir merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan pasokan energi. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil berupa gas, minyak bumi, dan batubara, dimana dulu   sebagian besarnya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama. Hal ini juga berdampak langsung pada perlindungan lingkungan. Dalam aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran, pertanian dan peternakan, hidrologi, industri, serta pangan.
Dampak negatif nuklir
Beberapa dampak akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain adalah kanker, penuaan dini, gangguan sistem saraf dan reproduksi, serta terjadinya mutasi  genetik.  Tak  hanya dampak  tersebut,  bahkan  dampak  terbesar   ketika terkena  radiasi  nuklir  tingkatan  tinggi  yang biasa  disebut  Acute Radiation Syndrome (ARS) maka efeknya makin cepat muncul atau dirasakan oleh korban dan makin besar pula peluang untuk menyebabkan kematian.
Program Nuklir Indonesia
Program Indonesia untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954.
Pada maret 2008 , melalui menteri Riset dan Teknologi, Indonesia memaparkan rencananya untuk membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800 MWe (4 x 1200 MWe). Indonesia memiliki dua lokasi eksplorasi uranium, yaitu tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat. Jika uranium tidak cukup, Indonesia memiliki pilihan mengimpor uranium yang banyak tersedia di pasaran internasional.
Indonesia adalah anggota aktif IAEA (International Atomic Energy Agency) yang berkedudukan di Vienna, Austria. Kerjasama multilateral via IAEA berlangsung baik dan telah menghasilkan ratusan pakar dan ahli di Indonesia melalui pelatihan di luar negeri maupun via kunjungan ekspert ke Indonesia. Selain itu ada pula kerjasama regional di Asia dan Asean yang berlangsung saling menguntungkan.
Pada tahun 2006, Indonesia menandatangani perjanjian dengan negara lain untuk nuklir, termasuk Korea SelatanRusiaAustralia dan  Amerika SerikatAustralia tidak bermasalah untuk mengirim uranium ke Indonesia, dan terdapat kesepahaman dengan pihak Rusia yang menawarkan untuk membangun reaktor nuklir di Gorontalo.


Indonesia memiliki beberapa alasan untuk membangun reaktor tersebut:
  1. Konsumsi energi Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk 237 juta (sensus 2010).
  2. Nuklir akan mengurangi ketergantungan akan petroleum.
  3. Jika konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat memproduksi lebih banyak minyak bumi.
  4. Memproduksi energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan tenaga matahari lebih mahal.
  5. Jepang, seperti Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki reaktor nuklir.
  6. Emisi gas dapat dikurangi.( www.wikipedia.co.id diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:45 WIB)
Indonesia berani nuklir

Berbagai pandangan miring tentang nuklir dianggapnya sebagai suatu bentuk ketakutan atas sesuatu yang tidak diketahui. Nuklir memiliki potensi yang sangat besar untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis energi Nuklir selayaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Energi nuklir adalah anugerah Tuhan yang luar biasa, yang harus kita syukuri keberadaannya. Energi nuklir sudah memiliki peran vital dalam memasok listrik dunia dan merupakan sumber listrik utama pada sejumlah negara. Tercatat, 439 PLTN beroperasi di 32 negara.
Sementara pemanfaatan limbah radioaktif dari PLTN dan penggunaan radioisotop dalam pertanian, industri, riset, dan kedokteran. Energi nuklir lebih menguntungkan ditinjau dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan unsur berbahaya, seperti logam berat (cadmium, plumbum, arsen, argentum/perak, vanadium), emisi gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat membantu mengurangi hujan asam dan pembatasan emisi gas rumah kaca.
Tidak ada teknologi yang seratus persen aman. Selama ini, sudah banyak negara– bukan hanya yang berstatus maju/new industrializing countries, melainkan juga negara berkembang seperti Pakistan–yang sudah menikmati teknologi PLTN dan aman-aman saja. Sekitar 17% listrik di dunia berasal dari energi nuklir.
Negara yang paling banyak menggunakan listrik nuklir adalah AS dengan 103 PLTN dan menyumbang 20% listrik di sana. Sementara secara persentase listrik, negara yang paling banyak memanfaatkan nuklir adalah Prancis yang dengan 59 PLTN menyumbang 75% listrik domestik, bahkan diekspor ke negara lain.
Di Asia, Korea Selatan adalah negara dengan persentase listrik nuklir tertinggi, yaitu 40% dari 20 PLTN. Kemajuan teknologi, pengetatan peraturan, dan pengawasan telah membuat nuklir menjadi semakin aman. Resiko terhadap manusia dan lingkungan menjadi jauh lebih kecil dibanding risiko industri yang lain.
Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor riset. Pengoperasian dan perawatan ketiga reaktor itu memberikan pengalaman berharga bagi kita guna menuju ke era listrik nuklir. Perlu diketahui, pengoperasian reaktor riset jauh lebih sulit dan rumit dibandingkan PLTN. Adapun desain suatu PLTN yang dikembangkan di Indonesia berpedoman pada filosofi ”Defense in Depth”(pertahanan berlapis) untuk keselamatan yang mampu mencegah insiden yang mungkin dapat menjalar menjadi kecelakaan.
Semuanya serba otomatis. Dalam bidang limbah, Batan memiliki unit yang mempelajari dan melakukan pengelolaan limbah nuklir. Unit pengelolaan limbah nuklir Batan di Serpong menampung dan mengolah semua limbah nuklir yang berasal dari industri di seluruh Indonesia. Dengan pengalaman ini, pengelolaan limbah PLTN nantinya tidak menjadi masalah bagi SDM kita.
Selain pengalaman SDM yang sudah kita miliki, saat ini masih ada cukup waktu untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir yang lebih modern, baik untuk pengoperasian, penyiapan bahan bakar maupun pengelolaan limbahnya. SDM kita sudah terlatih dalam perawatan komponen reaktor penelitian nuklir.
Saat ini Batan memiliki Pusdiklat yang bersertifikasi dan punya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) yang siap mencetak ilmuwan dan teknolog nuklir masa depan. Selain itu berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, UGM, dan ITB memiliki program pengajaran yang terkait pemanfaatan Iptek nuklir.
Kita tentu mengharapkan nuklir bisa berperan dalam membantu mengatasi krisis energi nasional. PLTN diperlukan untuk mendukung terwujudnya keamanan pasokan nasional secara berkelanjutan energi (energy security of supply). PLTN dinilai secara kompetitif terhadap PLTBatu bara, di mana PLN sendiri telah membuat studi pada 2005,yang berasumsi pertumbuhan listrik 7% per-tahun.
Di studi tersebut, penggunaan BBM dan gas tidak dipertimbangkan karena alasan yang sudah jelas, ketersediaan sumber daya. PLTN dapat menghasilkan energi listrik kapasitas tinggi pada lahan yang luasnya terbatas, dan operasionalnya tidak tergantung pada fluktuasi harga BBM di dunia.
Jadi, keunggulan nuklir sudah jelas. Selain dapat membantu mengurangi laju pemanasan global karena PLTN ramah lingkungan tanpa gas rumah kaca dan gas buang berbahaya lainnya, ia juga aman dan ekonomis.
Perlu kita ingat, Indonesia punya hak utuh untuk mengelola kepentingan domestiknya sendiri. Di samping itu, Indonesia mempunyai sikap bebas dan aktif dalam melakukan diplomasi internasional. Patut dicatat, dalam memenuhi kebutuhan mendapat dukungan negara-negara di dunia, prestasi diplomasi putra-putri bangsa sudah sangat baik. Sejauh ini kita mendapatkan dukungan internasional yang kuat.
Sebagai anggota BadanTenaga Atom Internasional (IAEA), kita mendapatkan bantuan teknis yang cukup besar. Selain itu, ada bantuan bilateral maupun regional seperti dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Satu lagi prestasi internasional kita di bidang PLTN, yaitu pada 8th ASEAN Science and Technology Week di Filipina (2008), Indonesia telah ditunjuk menjadi focal point (negara penggerak) untuk masalah keselamatan dan keamanan nuklir di wilayah Asia Tenggara. (Kusmayanto Kadiman, Menteri Negara Riset dan Teknologi http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/1868--pemanfaatan-energi-nuklir-di-indonesia diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:30 WIB)


Gambar: Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung. (reaktor Triga Mark II)
Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) menilai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia sudah mendesak untuk mengatasi kekurangan energi pada 2025.
Sementara itu, guna mengatasi kekhawatiran risiko buruk terhadap lingkungan, Batan akan membangun PLTN dengan teknologi pressurized water reactor (PWR).
Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir Batan Arnold Y Soetrisnanto mengatakan hal itu di Jakarta, pekan lalu. "Lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang antinuklir seperti Walhi, MANI (Masyarakat Anti Nuklir Indonesia) memang sedikit saya sesalkan. Batan seharusnya menjadi teman," katanya menanggapi masih adanya kelompok yang menolak pembangunan PLTN.
Sejumlah aktivis lingkungan telah mengungkapkan penolakan terhadap rencana pembangunan PLTN. Padahal PLTN yang dibangun bukanlah yang pertama kali. Arnold mengatakan, Indonesia telah memiliki tiga reaktor atau PLTN, yaitu di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong. Bahkan di reaktor Bandung yang menghasilkan energi 9 megawatt, telah dibangun sejak 1964.
Arnold memberi alasan kenapa PLTN harus segara direalisasikan pada 2025. Batan telah mengkaji kebutuhan energi bagi masyarakat. Jika melihat komposisi energi untuk 20-25 tahun mendatang maka harus diantisipasi menghadapi kebutuhan energi.
Populasi penduduk Indonesia mengalami pertumbuhan tinggi, yaitu masih di atas 1 persen per tahunnya. Sedangkan pertumbuhan ekonominya bisa meningkat antara 5 persen-6 persen. Arnold menegaskan bahwa pertumbuhan populasi dan ekonomi jelas akan membutuhkan energi lebih banyak.
"Berdasarkan hasil studi untuk tahun 2025 di Indonesia setelah dihitung batu bara, gas, dan sumber lain, kebutuhan energi listrik akan meningkat tahun 2000 sebanyak 29 gigawatt, tahun 2025 akan meningkat 100 gigawatt," kata Arnold.
Sekarang kebutuhan energi sebesar 29 gigawatt dan 20 tahun mendatang kebutuhannya menjadi 100 gigawatt. Artinya, kebutuhan energi meningkat tiga kali lipat. "Ini dari mana sumber energinya" Apakah cukup batu bara, gas, minyak bumi" Bahkan Indonesia telah menjadi importir minyak bumi," jelas Arnold.
Karena itu, dia berpendapat perlunya memberdayakan sumber-sumber energi yang mungkin dan diusulkan adalah nuklir. Itu pun mulai bisa dirasakan hasilnya baru 2015. Jika rencana PLTN berjalan maka pada 2025 baru menyumbang 5 persen dari 100 gigawatt. Bahkan, dunia telah menggunakan sumber listrik nuklir 20 persen. Gas malahan hanya 15-16 persen.
"Ini kontribusi Batan, jangan sampai rakyat Indonesia itu mendengar kajian-kajian luar yang tidak benar. Ini kajian Batan yang berdasarkan data-data Biro Pusat Statistik (BPS). Kita enggak kerja sendiri, tetapi menjalin kerja sama dengan BPS, BPPT, Bappenas yang merupakan comprehensive planning jangka panjang," katanya.
Untuk menjawab kekhawatiran masyarakat, kata Arnold, Batan telah memilih teknologi yang tingkat keselamatannya tinggi. Tipe reaktor yang rencananya digunakan adalah PWR yang telah diterapkan di Amerika Serikat, Jepang, Korea, serta China. Sebenarnya ada tipe lain, yaitu BWR (boiling water reactor) dan PHWR (pressurize heavy water reactor).
"Bukti nyata pengoperasian sejak tahun 1950, di Jepang, Amerika, dan Korea, serta Eropa tingkat keamanan sangat tinggi dan tidak ada kecelakaan fatal," kata Arnold.
Dari sisi limbah, rencana pembangunan reaktor nuklir telah menjadi alasan penolakan kalangan yang tidak setuju. Arnold mengatakan Batan telah mengkaji penerapan dari sejak dioperasikan di reaktor sampai pengelolaan. Kini ada teknologi yang meningkatkan burn up (pembakaran), sehingga dengan tingkat pembakaran lebih besar hasil limbah nuklirnya kecil.
Dengan asumsi 1.000 megawatt dari reaktor yang dioperasikan selama 40 tahun, limbahnya itu hanya sebesar lapangan tenis. Penampungan limbah itu bentuknya seperti kolam berupa dried cell atau sel-sel penyimpanan kering. "Selama 40 tahun tak perlu mengolah limbah. Bahkan Amerika telah menggunakan penyimpanan limbah lestari. Limbah itu disimpan di bawah lorong sedalam 500 m, yang dapat menyimpan limbah 100-200 tahun," jelasnya. (http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/1865--indonesia-butuh-tenaga-nuklir-pada-2025 di akses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 21:00 WIB)
  Ø  Pembangkit Listik Tenaga Nuklir Terapung, Solusi Rusia Mengatasi Krisis Energi
PLTN terapung mampu memberikan pasokan energi listrik tidak hanya di titik-titik penduduk dengan akses terbatas saja, tetapi juga pada objek-objek industri skala besar di setiap wilayah perairan, seperti platform kilang minyak lepas pantai. Selain itu, PLTN terapung pun dapat bekerja di titik-titik rawan gempa.

Gambar: Reaktor terapung milik Rusia
Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan Perusahaan Energi Nuklir Negara Rusia Rosatom dalam konferensi ATOMEXPO 2015 di Moskow. Forum ini berhasil mencetak rekor jumlah peserta yang mayoritas merupakan negara-negara pendatang baru di bidang energi nuklir. Para pakar menyebutkan hal ini sebagai sebuah potensi besar di bidang ekonomi yang tersembunyi pada setiap unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Sosialisasi Iptek Nuklir Pada Masyarakat
Pada hari Selasa, 03 Mei 2016 mahasiswa pendidikan fisika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pergi berkunjung ke BATAN, kegiatan ini termasuk dalam agenda perkuliahan Fisika Inti dimana dosen yang mengajar adalah ibu Ai Nurlaela M.Pd. sesampainya di BATAN rombongan disambut dengan baik dan diberi pemaparan materi antara lain mengenai sejarah BATAN, profil BATAN, kawasan nuklir serpong, dan materi yang berkenaan dengan nuklir. Kemudian rombongan dibagi kedalam 2 kelompok besar dimana rombongan satu berkunjung ke PRSG BATAN dan rombongan dua berkunjung ke Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Hal ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan nuklir kepada masyarakat dan dalam hal ini para mahasiswa lah yang berperan sebagai agen pensosialisaian kepada masyarakat yang lebih luas tentang manfaat nuklir.
Gambar: Mahasiswa UIN Jakarta stelah kunjungan ke Reaktor Serba Guna BATAN

Dalam rangka mensosialisasikan iptek nuklir pada masyarakat maka pada hari Selasa tanggal 03  Mei 2016  PRSG BATAN Serpong menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri sebanyak 31 orang dan diterima PRSG oleh Tim Pemandu PRSG yang terdiri dari Cahyana ST, Drs. Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si. Puspitasari Ramadania S.Si, Ngariatinah, Suharyo, Sunarningsih dkk.
Gambar: penjelasan perkembangan reactor nuklir BATAN

Gambar: penyuluhan sebelum masuk kedalam ruang Reaktor
Rombongan kunjungan mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor RSG-GAS dengan penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki oleh reaktor RSG-GAS. Penjelasan secara menyeluruh mengenai pengoperasian reaktor RSG-GAS disampaikan baik di Lobby maupun di fasilitaitas reaktor.

Gambar: Penjelasan proses kerja Reaktor
Rombongan juga mendapat penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS. Selain itu dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen, inspeksi dan pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS termasuk didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya Keamanan maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak Lingkungan di PRSG.
Gambar: Foto rombongan UIN Jakarta bersama dengan Bapak Drs. Unggul Hartoyo
Gambar: Foto Bersama Rombongan UIN Jakarta dengan Pihak BATAN
Sebanyak 35 orang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah melaksanakan  kunjungan ke Kawasan Srategis Nuklir (KSN) salah satu Fasilitas yang dikunjungi adalah  Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Kunjungan diterima oleh Bapak Helmi Fauzi R, S.ST, Maman Kartaman A, MT dan  Ibu Mu'nisatun Sholikhah, S.ST sebagai Petugas Layanan Informasi (PLI).
Pengunjung langsung diantar untuk mengunjungi Hotcell 101 sampai 103 disini pengunjung dijelaskan tentang Transfer Bahan Bakar dari Gedung 65  Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE)-PTBBN dan Uji Tak Merusak oleh Bapak Bapak Helmi Fauzi, ST, lalu penungjung diantar ke Hotcell 104 sampai 107 untuk mengetahui pekerjaan Uji Metalografi yang dijelaskan oleh Bapak Maman Kartaman A, MT  dan terakhir pengunjung diantar ke Hotcell 108 dan 109 yang merupakan ruang laboratorium kimia untuk pekerjaan uji pasca iradiasi dan di Hotcell 137 dan 133 laboratorium untuk uji Pra Iradiasi, di Hotcell 112 pengunjung dijelaskan tentang cara kerja tangan manipulator yang merupakan tangan robot untuk mengerjaan preparasi sem dan tem. Pengunjung langsung berinteraksi dengan pemandu Bapak Helmi Fauzi R, S.ST,  dan Bapak Maman Kartaman A, MT.(http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/teknologi-energi-nuklir/teknologi-bahan-bakarnuklir/2252-kunjungan-mahasiswa-uin-ke-gedung-20-irm-ptbbn#sthash.ImQcuUan.dpuf diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19:15 WIB)
Pengertiannya sudah, bahan pembuat, sejarah, manfaat hingga program-program pemerintahan dalam membangun nuklir-pun sudah saya paparkan. Maka dari itu diharapkan kedepannya tidak ada lagi yang memandang negative nuklir, Indonesia BERANI untuk Nuklir.