Minggu, 05 Juni 2016

Indonesia Berani untuk Nuklir


Indonesia Berani untuk Nuklir

Ada pepatah bilang “tak kenal maka tak sayang”, untuk menyayangi pasti butuh keberanian. Maka dari itu untuk Indonesia berani nuklir, kita perlu mengenal yang namanya “nuklir”. Bukan hanya dari pengertian maupun sejarahnya semata, disini saya juga akan memaparkan kegunaan, dampak negative beserta cara menanggulanginya dan memaparkan kesiapan Indonesia dalam menerima nuklir dengan keberanian di kehidupan sehari-hari.
 Pengertian Nuklir
 Dalam   pengertian   umum,   nuklir   adalah   berhubungan   dengan    atau menggunakan  inti  atau energi  (tenaga) atom.( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hlm. 618)
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu benda yang terdiri atas proton, neutron dan elektron. Nuklir  merupakan inti atom yang tersusun dari proton dan neutron, namun proton dan neutron ini juga tersusun dari beberapa partikel yang jauh lebih kecil bernama kuark.( Ngarayana. “Nuklir Untuk Kehidupan” sebagaimana dimuat dalam http://www.batan.go.id/psjmn/?p=137 terakhir diakses tanggal 15 Juni 2013 pukul 2:23 WIB)
Dalam fisika nuklir, dikenal dengan dua reaksi nuklir yakni reaksi fusi dan reaksi fisi. Jika inti atom bertabrakan, dapat terjadi fusi nuklir. Proses ini akan melepas atau menyerap energi. Ketika inti  atom hasil  tabrakan  lebih  ringan  dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir melepaskan energi. Ketika inti atom hasil tabrakan lebih berat dari besi, maka pada umumnya fusi nuklir menyerap energi.(“Teknologi Nuklir” http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_nuklir terakhir diakses tanggal 14 Juni 2013 pukul 14:40 WIB)
Nuklir merupakan benda misterius yang mana manusia selalu berusaha untuk menguak rahasianya. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meneliti teknologi nuklir tersebut. Albert Einstein (1879-1955), melalui teori Relativitas Khusus mengungkapkan bahwa massa dapat dianggap sebagai bentuk lain dari energi. Menurut Einstein, jika entah bagaimana massa diubah menjadi energi, dan akan mungkin untuk membebaskan sejumlah besar energi. Hal ini kemudian diteliti dan dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan lain dan akhirnya menemukan energi nuklir dengan berbagai pengaplikasian teknologi nuklir tersebut. Akan  ada banyak manfaat yang diperoleh manusia jika teknologi nuklir ini dimanfaatkan secara benar.
Bahan pembuat nuklir adalah Uranium. Uranium merupakan unsur radioaktif.

Sejarah penemuan nuklir dimulai dari penemun  Wilhem K. Roentgen (1845-1923) yaitu suatu sinar yang belum diketahui namanya yang sekarang kita kenal sebagai Sinar-X atau disebut juga dengan nama sinar Roentgen. Sampai saat ini perkembangan nuklir sudah sangat maju, semakin banyak teknologi baru yang tercipta dari teknologi nuklir serta pemanfaatanyadiaplikasi dari teknologi nuklir yang tidak hanya membahayakan tetapi juga dapat memberi manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia.
Di Indonesia, pengembangan teknologi nuklir telah diupayakan dengan cara mendirikan Badan Atom Tenaga Nasional (BATAN) yang bertugas mengoperasikan fasilitas penelitian teknologi nuklir di Jakarta, Serpong, Bandung dan Yogyakarta.

Manfaat nuklir 
Pemanfaatan nuklir merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan pasokan energi. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil berupa gas, minyak bumi, dan batubara, dimana dulu   sebagian besarnya digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama. Hal ini juga berdampak langsung pada perlindungan lingkungan. Dalam aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran, pertanian dan peternakan, hidrologi, industri, serta pangan.
Dampak negatif nuklir
Beberapa dampak akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain adalah kanker, penuaan dini, gangguan sistem saraf dan reproduksi, serta terjadinya mutasi  genetik.  Tak  hanya dampak  tersebut,  bahkan  dampak  terbesar   ketika terkena  radiasi  nuklir  tingkatan  tinggi  yang biasa  disebut  Acute Radiation Syndrome (ARS) maka efeknya makin cepat muncul atau dirasakan oleh korban dan makin besar pula peluang untuk menyebabkan kematian.
Program Nuklir Indonesia
Program Indonesia untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya.
Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954.
Pada maret 2008 , melalui menteri Riset dan Teknologi, Indonesia memaparkan rencananya untuk membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800 MWe (4 x 1200 MWe). Indonesia memiliki dua lokasi eksplorasi uranium, yaitu tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat. Jika uranium tidak cukup, Indonesia memiliki pilihan mengimpor uranium yang banyak tersedia di pasaran internasional.
Indonesia adalah anggota aktif IAEA (International Atomic Energy Agency) yang berkedudukan di Vienna, Austria. Kerjasama multilateral via IAEA berlangsung baik dan telah menghasilkan ratusan pakar dan ahli di Indonesia melalui pelatihan di luar negeri maupun via kunjungan ekspert ke Indonesia. Selain itu ada pula kerjasama regional di Asia dan Asean yang berlangsung saling menguntungkan.
Pada tahun 2006, Indonesia menandatangani perjanjian dengan negara lain untuk nuklir, termasuk Korea SelatanRusiaAustralia dan  Amerika SerikatAustralia tidak bermasalah untuk mengirim uranium ke Indonesia, dan terdapat kesepahaman dengan pihak Rusia yang menawarkan untuk membangun reaktor nuklir di Gorontalo.


Indonesia memiliki beberapa alasan untuk membangun reaktor tersebut:
  1. Konsumsi energi Indonesia yang besar dengan jumlah penduduk 237 juta (sensus 2010).
  2. Nuklir akan mengurangi ketergantungan akan petroleum.
  3. Jika konsumsi energi dapat disediakan dengan nuklir, Indonesia dapat memproduksi lebih banyak minyak bumi.
  4. Memproduksi energi yang dapat diperbaharui lainnya, seperti angin dan tenaga matahari lebih mahal.
  5. Jepang, seperti Indonesia, sering terkena gempa bumi, tetapi memiliki reaktor nuklir.
  6. Emisi gas dapat dikurangi.( www.wikipedia.co.id diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:45 WIB)
Indonesia berani nuklir

Berbagai pandangan miring tentang nuklir dianggapnya sebagai suatu bentuk ketakutan atas sesuatu yang tidak diketahui. Nuklir memiliki potensi yang sangat besar untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis energi Nuklir selayaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Energi nuklir adalah anugerah Tuhan yang luar biasa, yang harus kita syukuri keberadaannya. Energi nuklir sudah memiliki peran vital dalam memasok listrik dunia dan merupakan sumber listrik utama pada sejumlah negara. Tercatat, 439 PLTN beroperasi di 32 negara.
Sementara pemanfaatan limbah radioaktif dari PLTN dan penggunaan radioisotop dalam pertanian, industri, riset, dan kedokteran. Energi nuklir lebih menguntungkan ditinjau dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan unsur berbahaya, seperti logam berat (cadmium, plumbum, arsen, argentum/perak, vanadium), emisi gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat membantu mengurangi hujan asam dan pembatasan emisi gas rumah kaca.
Tidak ada teknologi yang seratus persen aman. Selama ini, sudah banyak negara– bukan hanya yang berstatus maju/new industrializing countries, melainkan juga negara berkembang seperti Pakistan–yang sudah menikmati teknologi PLTN dan aman-aman saja. Sekitar 17% listrik di dunia berasal dari energi nuklir.
Negara yang paling banyak menggunakan listrik nuklir adalah AS dengan 103 PLTN dan menyumbang 20% listrik di sana. Sementara secara persentase listrik, negara yang paling banyak memanfaatkan nuklir adalah Prancis yang dengan 59 PLTN menyumbang 75% listrik domestik, bahkan diekspor ke negara lain.
Di Asia, Korea Selatan adalah negara dengan persentase listrik nuklir tertinggi, yaitu 40% dari 20 PLTN. Kemajuan teknologi, pengetatan peraturan, dan pengawasan telah membuat nuklir menjadi semakin aman. Resiko terhadap manusia dan lingkungan menjadi jauh lebih kecil dibanding risiko industri yang lain.
Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor riset. Pengoperasian dan perawatan ketiga reaktor itu memberikan pengalaman berharga bagi kita guna menuju ke era listrik nuklir. Perlu diketahui, pengoperasian reaktor riset jauh lebih sulit dan rumit dibandingkan PLTN. Adapun desain suatu PLTN yang dikembangkan di Indonesia berpedoman pada filosofi ”Defense in Depth”(pertahanan berlapis) untuk keselamatan yang mampu mencegah insiden yang mungkin dapat menjalar menjadi kecelakaan.
Semuanya serba otomatis. Dalam bidang limbah, Batan memiliki unit yang mempelajari dan melakukan pengelolaan limbah nuklir. Unit pengelolaan limbah nuklir Batan di Serpong menampung dan mengolah semua limbah nuklir yang berasal dari industri di seluruh Indonesia. Dengan pengalaman ini, pengelolaan limbah PLTN nantinya tidak menjadi masalah bagi SDM kita.
Selain pengalaman SDM yang sudah kita miliki, saat ini masih ada cukup waktu untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir yang lebih modern, baik untuk pengoperasian, penyiapan bahan bakar maupun pengelolaan limbahnya. SDM kita sudah terlatih dalam perawatan komponen reaktor penelitian nuklir.
Saat ini Batan memiliki Pusdiklat yang bersertifikasi dan punya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) yang siap mencetak ilmuwan dan teknolog nuklir masa depan. Selain itu berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, UGM, dan ITB memiliki program pengajaran yang terkait pemanfaatan Iptek nuklir.
Kita tentu mengharapkan nuklir bisa berperan dalam membantu mengatasi krisis energi nasional. PLTN diperlukan untuk mendukung terwujudnya keamanan pasokan nasional secara berkelanjutan energi (energy security of supply). PLTN dinilai secara kompetitif terhadap PLTBatu bara, di mana PLN sendiri telah membuat studi pada 2005,yang berasumsi pertumbuhan listrik 7% per-tahun.
Di studi tersebut, penggunaan BBM dan gas tidak dipertimbangkan karena alasan yang sudah jelas, ketersediaan sumber daya. PLTN dapat menghasilkan energi listrik kapasitas tinggi pada lahan yang luasnya terbatas, dan operasionalnya tidak tergantung pada fluktuasi harga BBM di dunia.
Jadi, keunggulan nuklir sudah jelas. Selain dapat membantu mengurangi laju pemanasan global karena PLTN ramah lingkungan tanpa gas rumah kaca dan gas buang berbahaya lainnya, ia juga aman dan ekonomis.
Perlu kita ingat, Indonesia punya hak utuh untuk mengelola kepentingan domestiknya sendiri. Di samping itu, Indonesia mempunyai sikap bebas dan aktif dalam melakukan diplomasi internasional. Patut dicatat, dalam memenuhi kebutuhan mendapat dukungan negara-negara di dunia, prestasi diplomasi putra-putri bangsa sudah sangat baik. Sejauh ini kita mendapatkan dukungan internasional yang kuat.
Sebagai anggota BadanTenaga Atom Internasional (IAEA), kita mendapatkan bantuan teknis yang cukup besar. Selain itu, ada bantuan bilateral maupun regional seperti dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Satu lagi prestasi internasional kita di bidang PLTN, yaitu pada 8th ASEAN Science and Technology Week di Filipina (2008), Indonesia telah ditunjuk menjadi focal point (negara penggerak) untuk masalah keselamatan dan keamanan nuklir di wilayah Asia Tenggara. (Kusmayanto Kadiman, Menteri Negara Riset dan Teknologi http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/1868--pemanfaatan-energi-nuklir-di-indonesia diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:30 WIB)


Gambar: Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung. (reaktor Triga Mark II)
Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) menilai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia sudah mendesak untuk mengatasi kekurangan energi pada 2025.
Sementara itu, guna mengatasi kekhawatiran risiko buruk terhadap lingkungan, Batan akan membangun PLTN dengan teknologi pressurized water reactor (PWR).
Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir Batan Arnold Y Soetrisnanto mengatakan hal itu di Jakarta, pekan lalu. "Lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang antinuklir seperti Walhi, MANI (Masyarakat Anti Nuklir Indonesia) memang sedikit saya sesalkan. Batan seharusnya menjadi teman," katanya menanggapi masih adanya kelompok yang menolak pembangunan PLTN.
Sejumlah aktivis lingkungan telah mengungkapkan penolakan terhadap rencana pembangunan PLTN. Padahal PLTN yang dibangun bukanlah yang pertama kali. Arnold mengatakan, Indonesia telah memiliki tiga reaktor atau PLTN, yaitu di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong. Bahkan di reaktor Bandung yang menghasilkan energi 9 megawatt, telah dibangun sejak 1964.
Arnold memberi alasan kenapa PLTN harus segara direalisasikan pada 2025. Batan telah mengkaji kebutuhan energi bagi masyarakat. Jika melihat komposisi energi untuk 20-25 tahun mendatang maka harus diantisipasi menghadapi kebutuhan energi.
Populasi penduduk Indonesia mengalami pertumbuhan tinggi, yaitu masih di atas 1 persen per tahunnya. Sedangkan pertumbuhan ekonominya bisa meningkat antara 5 persen-6 persen. Arnold menegaskan bahwa pertumbuhan populasi dan ekonomi jelas akan membutuhkan energi lebih banyak.
"Berdasarkan hasil studi untuk tahun 2025 di Indonesia setelah dihitung batu bara, gas, dan sumber lain, kebutuhan energi listrik akan meningkat tahun 2000 sebanyak 29 gigawatt, tahun 2025 akan meningkat 100 gigawatt," kata Arnold.
Sekarang kebutuhan energi sebesar 29 gigawatt dan 20 tahun mendatang kebutuhannya menjadi 100 gigawatt. Artinya, kebutuhan energi meningkat tiga kali lipat. "Ini dari mana sumber energinya" Apakah cukup batu bara, gas, minyak bumi" Bahkan Indonesia telah menjadi importir minyak bumi," jelas Arnold.
Karena itu, dia berpendapat perlunya memberdayakan sumber-sumber energi yang mungkin dan diusulkan adalah nuklir. Itu pun mulai bisa dirasakan hasilnya baru 2015. Jika rencana PLTN berjalan maka pada 2025 baru menyumbang 5 persen dari 100 gigawatt. Bahkan, dunia telah menggunakan sumber listrik nuklir 20 persen. Gas malahan hanya 15-16 persen.
"Ini kontribusi Batan, jangan sampai rakyat Indonesia itu mendengar kajian-kajian luar yang tidak benar. Ini kajian Batan yang berdasarkan data-data Biro Pusat Statistik (BPS). Kita enggak kerja sendiri, tetapi menjalin kerja sama dengan BPS, BPPT, Bappenas yang merupakan comprehensive planning jangka panjang," katanya.
Untuk menjawab kekhawatiran masyarakat, kata Arnold, Batan telah memilih teknologi yang tingkat keselamatannya tinggi. Tipe reaktor yang rencananya digunakan adalah PWR yang telah diterapkan di Amerika Serikat, Jepang, Korea, serta China. Sebenarnya ada tipe lain, yaitu BWR (boiling water reactor) dan PHWR (pressurize heavy water reactor).
"Bukti nyata pengoperasian sejak tahun 1950, di Jepang, Amerika, dan Korea, serta Eropa tingkat keamanan sangat tinggi dan tidak ada kecelakaan fatal," kata Arnold.
Dari sisi limbah, rencana pembangunan reaktor nuklir telah menjadi alasan penolakan kalangan yang tidak setuju. Arnold mengatakan Batan telah mengkaji penerapan dari sejak dioperasikan di reaktor sampai pengelolaan. Kini ada teknologi yang meningkatkan burn up (pembakaran), sehingga dengan tingkat pembakaran lebih besar hasil limbah nuklirnya kecil.
Dengan asumsi 1.000 megawatt dari reaktor yang dioperasikan selama 40 tahun, limbahnya itu hanya sebesar lapangan tenis. Penampungan limbah itu bentuknya seperti kolam berupa dried cell atau sel-sel penyimpanan kering. "Selama 40 tahun tak perlu mengolah limbah. Bahkan Amerika telah menggunakan penyimpanan limbah lestari. Limbah itu disimpan di bawah lorong sedalam 500 m, yang dapat menyimpan limbah 100-200 tahun," jelasnya. (http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/1865--indonesia-butuh-tenaga-nuklir-pada-2025 di akses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 21:00 WIB)
  Ø  Pembangkit Listik Tenaga Nuklir Terapung, Solusi Rusia Mengatasi Krisis Energi
PLTN terapung mampu memberikan pasokan energi listrik tidak hanya di titik-titik penduduk dengan akses terbatas saja, tetapi juga pada objek-objek industri skala besar di setiap wilayah perairan, seperti platform kilang minyak lepas pantai. Selain itu, PLTN terapung pun dapat bekerja di titik-titik rawan gempa.

Gambar: Reaktor terapung milik Rusia
Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan Perusahaan Energi Nuklir Negara Rusia Rosatom dalam konferensi ATOMEXPO 2015 di Moskow. Forum ini berhasil mencetak rekor jumlah peserta yang mayoritas merupakan negara-negara pendatang baru di bidang energi nuklir. Para pakar menyebutkan hal ini sebagai sebuah potensi besar di bidang ekonomi yang tersembunyi pada setiap unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Sosialisasi Iptek Nuklir Pada Masyarakat
Pada hari Selasa, 03 Mei 2016 mahasiswa pendidikan fisika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pergi berkunjung ke BATAN, kegiatan ini termasuk dalam agenda perkuliahan Fisika Inti dimana dosen yang mengajar adalah ibu Ai Nurlaela M.Pd. sesampainya di BATAN rombongan disambut dengan baik dan diberi pemaparan materi antara lain mengenai sejarah BATAN, profil BATAN, kawasan nuklir serpong, dan materi yang berkenaan dengan nuklir. Kemudian rombongan dibagi kedalam 2 kelompok besar dimana rombongan satu berkunjung ke PRSG BATAN dan rombongan dua berkunjung ke Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Hal ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan nuklir kepada masyarakat dan dalam hal ini para mahasiswa lah yang berperan sebagai agen pensosialisaian kepada masyarakat yang lebih luas tentang manfaat nuklir.
Gambar: Mahasiswa UIN Jakarta stelah kunjungan ke Reaktor Serba Guna BATAN

Dalam rangka mensosialisasikan iptek nuklir pada masyarakat maka pada hari Selasa tanggal 03  Mei 2016  PRSG BATAN Serpong menerima kunjungan dari Universitas Islam Negeri sebanyak 31 orang dan diterima PRSG oleh Tim Pemandu PRSG yang terdiri dari Cahyana ST, Drs. Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si. Puspitasari Ramadania S.Si, Ngariatinah, Suharyo, Sunarningsih dkk.
Gambar: penjelasan perkembangan reactor nuklir BATAN

Gambar: penyuluhan sebelum masuk kedalam ruang Reaktor
Rombongan kunjungan mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor RSG-GAS dengan penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki oleh reaktor RSG-GAS. Penjelasan secara menyeluruh mengenai pengoperasian reaktor RSG-GAS disampaikan baik di Lobby maupun di fasilitaitas reaktor.

Gambar: Penjelasan proses kerja Reaktor
Rombongan juga mendapat penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS. Selain itu dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen, inspeksi dan pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS termasuk didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya Keamanan maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak Lingkungan di PRSG.
Gambar: Foto rombongan UIN Jakarta bersama dengan Bapak Drs. Unggul Hartoyo
Gambar: Foto Bersama Rombongan UIN Jakarta dengan Pihak BATAN
Sebanyak 35 orang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah melaksanakan  kunjungan ke Kawasan Srategis Nuklir (KSN) salah satu Fasilitas yang dikunjungi adalah  Instalasi Radiometalurgi gedung 20 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Kunjungan diterima oleh Bapak Helmi Fauzi R, S.ST, Maman Kartaman A, MT dan  Ibu Mu'nisatun Sholikhah, S.ST sebagai Petugas Layanan Informasi (PLI).
Pengunjung langsung diantar untuk mengunjungi Hotcell 101 sampai 103 disini pengunjung dijelaskan tentang Transfer Bahan Bakar dari Gedung 65  Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE)-PTBBN dan Uji Tak Merusak oleh Bapak Bapak Helmi Fauzi, ST, lalu penungjung diantar ke Hotcell 104 sampai 107 untuk mengetahui pekerjaan Uji Metalografi yang dijelaskan oleh Bapak Maman Kartaman A, MT  dan terakhir pengunjung diantar ke Hotcell 108 dan 109 yang merupakan ruang laboratorium kimia untuk pekerjaan uji pasca iradiasi dan di Hotcell 137 dan 133 laboratorium untuk uji Pra Iradiasi, di Hotcell 112 pengunjung dijelaskan tentang cara kerja tangan manipulator yang merupakan tangan robot untuk mengerjaan preparasi sem dan tem. Pengunjung langsung berinteraksi dengan pemandu Bapak Helmi Fauzi R, S.ST,  dan Bapak Maman Kartaman A, MT.(http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/teknologi-energi-nuklir/teknologi-bahan-bakarnuklir/2252-kunjungan-mahasiswa-uin-ke-gedung-20-irm-ptbbn#sthash.ImQcuUan.dpuf diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 19:15 WIB)
Pengertiannya sudah, bahan pembuat, sejarah, manfaat hingga program-program pemerintahan dalam membangun nuklir-pun sudah saya paparkan. Maka dari itu diharapkan kedepannya tidak ada lagi yang memandang negative nuklir, Indonesia BERANI untuk Nuklir.


Minggu, 29 Juni 2014

COGNITIVE PSYCHOLOGY (PSIKOLOGI KOGNITIF)


Disusun Oleh :
Nama : Hikmah Fajriyah
NIM : 111301630033
Semester 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

COGNITIVE PSYCHOLOGY
(PSIKOLOGI KOGNITIF)

   1.     LATAR BELAKANG
Perkembangan teori psikologi memunculkan teori-teori belajar. Salah satu diantara teori belajar yang terkenal adalah teori belajar behaviorisme dengan tokohnya B.F. Skinner, Thorndike, Watson dan lain-lain. Dikatakan bahwa, teori-teori belajar hasil eksperimen mereka secara prinsipal bersifat behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.
Namun seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, yang menuntut adanya pemikiran teori belajar yang baru. Dikatakan bahwa, teori-teori behaviorisme itu bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri (self-direction) dan pengendalian diri (self control) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Hal ini dapat diidentifikasi sebagai kelemahan teori behaviorisme.
Dari kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam teori behaviorisme dapat diambil suatu pertanyaan, “Upaya apa yang akan dilakukan oleh para ahli psikologi pendidikan dalam mengatasi kelemahan teori tersebut ?’’Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.
Dalam rangka membahas realitas di atas, maka kami membuat makalah ini berdasarka literature yang ada. Berdasarkan tulisan-tulisan dalam berbagai literatur, ditemukan bahwa para ahli telah menemukan teori baru tentang belajar yaitu teori belajar kognitif yang lebih mampu meyakinkan dan menyumbangkan pemikiran besar demi perkembangan dan kemajuan proses belajar sebagai lanjutan dari teori behaviorisme tersebut.

  2.     TUJUAN PENULISAN
a.    Siswa mampu memberikan definisi dari pengertian teori belajar Kognitif (C1).
b.  Siswa mampu mengaitkan teori-teori dari tokoh-tokoh teori belajar Kognitif beserta contoh-contoh pemikirannya kedalam metode belajar (A4).
c.   Siswa mampu mempraktekan implikasikan teori belajar kognitif dalam proses belajar mengajar (P3).

  3.     TEORI
a.     PENGERTIAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
Teori ini lebih menekankan  proses belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh.
Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masala, mencermati lingkungan, mempraktikan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/pengetahuan yang baru (Siregar & Nara, 2010).
Teori belajar kognitif memfokuskan perhatiannya kepada bagaimana dapat mengembangkan fungsi kognitif individu agar mereka dapat belajar dengan maksimal. Faktor kognitif bagi teori belajar kognitif merupakan factor utama yang perlu dikembangkan olek para guru dalam pembelajaran peserta didik, karena kemampuan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh sejauh mana fungsi kognitif peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan optimal melalui proses pendidikan.
Dengan demikian, para ahli teori belajar kognitif berkesimpulan bahwa salah satu factor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelasialah factor kognitif yang dimiliki oleh peserta didik. Factor kognitif merupakan jendela bagi masuknya berbagai pengetahuan yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar mendiri maupun belajar kelompok (Nadir & dkk, 2009).
Ketika kami mengatakan bahwa psikologi kognitif adalah ilmu mengenai pemrosesan informasi, yang kami maksudkan adalah bahwa psikologi kognitif berkutat dengan cara kita memperoleh dan memproses informasi mengenai dunia, cara informasi tersebut disimpan dan diproses oleh otak, cara kita menyelesaikan masalah, berfikir dan menyusun bahasa, dan bagaimana proses-proses ini ditampilkan dalam perilaku yang dapat diamati.
Psikologi kognitif mencakup keseluruh proses psikologis – dari sensasi ke persepsi, pengenalan pola, atensi, kesadaran, belajar, memori, formasi konsep, berpikir, imajinasi, bahasa, kecerdasan, emosi, dan bagaimana keseluruhan hal tersebut berubah sepanjang hidup (terkait perkembangan manusia) – dan bersilangan dengan berbagai bidang perilaku yang beragam (Solso & dkk, 2007).


b.    NAMA TOKOH-TOKOH PENDUKUNG

Ø Robert M Gagne

http://en.wikipedia.org/wiki/Robert_M._Gagné
Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916 - 28 April 2002) adalah seorang Amerika psikolog pendidikan paling dikenal karena " Kondisi Learning ". Gagne merintis ilmu instruksi selama Perang Dunia II ketika ia bekerja dengan pilot pelatihan Army Air Corps. Dia melanjutkan untuk mengembangkan serangkaian penelitian dan karya yang sederhana dan menjelaskan apa yang dia dan orang lain diyakini 'instruksi yang baik.' Gagne juga terlibat dalam menerapkan konsep teori instruksional untuk desain berbasis komputer pelatihan dan multimedia pembelajaran berbasis rujukan.
Karya Gagne kadang-kadang diringkas sebagai asumsi Gagne. Asumsinya adalah bahwa berbagai jenis belajar ada, dan bahwa kondisi pembelajaran yang berbeda yang paling mungkin untuk membawa tentang tipe-tipe belajar yang berbeda.

Ø  Jean Piaget

http://id.wikipedia.org/wiki/Jean_Piaget
Jean Piaget [ʒɑ̃ pjaˈʒɛ] (lahir di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus 1896 – meninggal 16 September 1980 pada umur 84 tahun) adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Ernst von Glasersfeld, Jean Piaget adalah juga "perintis besar dalam teori konstruktivis tentang pengetahuan". Karya Piaget pun banyak dikutip dalam pembahasan mengenai psikologi kognitif.

Ø  Ausubel
http://en.wikipedia.org/wiki/David_Ausubel


David Paul Ausubel (1918-2008) adalah seorang psikolog Amerika yang lahir di New York. Nya kontribusi paling signifikan untuk bidang psikologi pendidikan , ilmu kognitif, dan belajar ilmu pendidikan adalah pada pengembangan dan penelitian tentang penyelenggara muka sejak tahun 1960.



Ø  Bruner
http://en.wikipedia.org/wiki/Jerome_Bruner


Jerome Seymour Bruner (lahir 1 Oktober 1915) adalah psikolog yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap manusia psikologi kognitif dan kognitif teori belajar dalam psikologi pendidikan , serta sejarah dan umum filsafat pendidikan . Bruner saat ini seorang peneliti senior di New York University School of Law . Dia menerima gelar BA pada tahun 1937 dari Duke University dan Ph.D. dari Universitas Harvard pada tahun 1941.

c.      POKOK-POKOK TEORI
Ø  Robert M Gagne
Salah seorang yang belajar dari psikologi kognitif adalah teori pemrosesan informasi (Information Processing Theory) yang dikemukakan Gagne. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia. Sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.      Receptor (alat-alat indera) menerima rangsangan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi rangsangan neural, memberikan simbol-simbol informasi yang diterimanya dan kemudian diteruskan kepada.
b.      Sensory register (penampungan kesan-kesan sensoris) yang terdapat pada syaraf pusat, fungsinya menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan seleksi, sehingga terbentuk suatu kebetulan perseptual (persepsi selektif). Informasi-informasi yang masuk, sebagian hilang dari system.
c.       Short-term memory (memori jangka pendek) menampung hasil pengolahan perseptual dan menyimpannya. Informasi tertentu disimpan lebih lama dan diolah untuk menentukan maknanya. Memori jangka pendek dikenal juga dengan memori kerja (working memory), kapasitasnya sangat terbatas, waktu penyimpanannya juga pendek. Informasi dalam memori ini dapat ditransformasi dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya diteruskan ke memori jangka pendek.
d.      Long-term memory (memori jangka panjang), menampung hasil pengolahan yang ada di memori jangka pendek. Informasi disimpan dalam jangka panjang dan bertahan lama, siap untuk dipakai bila diperlukan. Saat transformasi informasi, informasi-informasi baru terintegrasi dengan informasi-informasi lama yang sudanh tersimpan. Pengeluaran kembali atttas informasi-informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang adalah dengan pemanggilan. Ada dua cara pemanggilan (1) informasi mengalir dari memori jangka panjang ke memori jangka pendek dan kemudian ke response generator; (2) informasi mengalir langsung dari memori jangka panjang ke response generator selama pemanggilan (respons otomatis).
e.       Response Generator (pencipta respon), menampung informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang danmengubahnya menjadi reaksi jawaban.

Menurut psikologi kognitif, reinforcement sangat penting juga dalam belajar, meskipun alasan yang dikemukakan berbeda dengan psikologi behavioristik. Menurut psikologi behavioristik, reinforcement berfungsi sebagai penguat respons atau tingkah laku, sementara menurut psikologi kognitif berfungsi sebagai balikan (feedback), mengurangi keragu-raguan hingga mengarah kepada pemahaman.
Ø  Jean Piaget
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan). Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Akomodasi adalah proses penyesuainan struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Dalam konteks ini, terdapat empat tahap, yaitu tahap sensorimotor (anak usia 1,5 – 2 thn), tahap praoperasional (2 -8 thn), dan tahap operasional konkret (usia 7/8 tahun sampai 12/14 tahun), dan tahap operasional formal (14 tahun atau lebih). Secara umum, semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya.
Tahapan
Usia
Gambaran
Sensorimotor
Lahir – 2
tahun
Bayi bergerak dari tindakan reflek instingtif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengoorgadinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik
Praoperational
2 – 6/7
tahun
Anak mulai merepresentasikan dunia denan kata-kata dan gambar-gambar.
Oprasional Konkret
6/7 – 11/12
tahun
Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret
Oprasional Formal
11/12 s/d dewasa
Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik
(Ormrod, 2009)
Ø  Ausubel

Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran (instructional content) sebelumnya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advance organizers).
Advance organizers adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Advance organizers dapat memberikan tiga macam manfaat; (1) menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari, (2) berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari, (3) dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah. Untuk itu, pengetahuan guru terhadap isi pembelajaran harus sangat baik, dengan demikian ia akan mampu menemukan informasi yang sangat abstrak, umum dan inklusif yang mewadahi apa yang akan diajarkan.
Ø  Bruner
Burner mengusulkan teori yang disebutnya free discovery learning. Teori ini menjelaskan proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru member kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-ccontoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya. Siswa dibimbing secara induktif untuk mengetahui kebenaran umum. Keuntungan “belajar menemukan” adalah sebagai berikut.
a.       Menimbulkan rasa ingin tahu siswa, dapat memotifasi untuk menemukan jawaban-jawaban.
b.      Menimbulkan keterampilan memecahkan masalah secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisa dan memanipulasi informasi.
Teori-teori kognitif ini juga sarat akan kritik, terutama teori kognitif Piaget, karena sulit dipraktikan khususnya di tingkat-tingkat lanjut. Selain itu beberapa konsep tertentu, seperti intelegensi, belajar atau pengetahuan yang mendasari teori ini sukar dipahami dan pemahaman itu sendiri pun masih belum tuntas (Siregar & Nara, 2010).

  4.     ANALISIS TEORI
Secara umum menurut teori kognitif belajar adalah proses yang menekankan pada proses membangun ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan berbagai aspek yang bersifat intelektualitas. Teori kognitif sering disebut sebagai model perseptual, yakni proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu obyek.

Teori kognitif merupakan suatu teori pembelajaran yang mengarah pada kualitas intelektual peserta didik. Kognitif menyangkut pada kemampuan sesorang untuk mengembangkan kemampuan rasional/ akalnya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif sesorang merupakan proses yang bersifat genetik, bertambahnya umur seseorang mengakibatkan susunan sel-sel saraf semakin kompleks dan meningkatkan kemampuannya khususnya dalam bidang intelektual. Brunner mengemukakan bahwa suatu pembelajaran dipengaruhi oleh dinamika perkembangan realitas di sekitar kehidupan siswa. Dalam pembelajaran guru memberikan ruang gerak yang bebas kepada siswa untuk menemukan konsep atau pemahaman melalui contoh-contohyang ia alami atau jumpai dalam kehidupannya. Brunner berpendapat, perkembangan kognitif dapat dilakukan dengan cara mengajar dari hal yang sederhana ke yang lebih rumit/ luas.

Dalam proses belajar teori ini sangat berpengaruh pada kemajuan intelektual peserta didik. Kecerdasan peserta didik perlu dimulai dengan adanya pembentukan kualitas intelektual, sehingga dalam proses pembelajaran perlu diberikan ruang yang bebas bagi siswa untuk mngembangkan kualitas intelektualnya.

Sekolah-sekolah yang menggunakan teori kognitif menekankan pada aspek-aspek yang bersifat intelektualitas. Oleh karena itu, lulusan hanya kaya akan intelektual, tetapi kurang dalam hal moral. Seharusnya pembelajaran dapat menyeimbangkan antara peran kognisi dan afeksi, sehingga lulusan memiliki keseimbangan antara aspek intelektual dan moral. Dalam proses belajar teori ini sangat berpengaruh pada kemajuan intelektual peserta didik. Kecerdasan peserta didik perlu dimulai dengan adanya pembentukan kualitas intelektual, sehingga dalam proses pembelajaran perlu diberikan ruang yang bebas bagi siswa untuk mngembangkan kualitas intelektualnya.
  5.     KRETIVITAS DAN INOVASI
a.      Ayat Al-Qur’an
Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 78 :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَوَالْأَفْئِدَةَ
لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan daya nalar agar kamu bersyukur”.
Kata Af-idah dalam ayat ini menurut seorang pakar tafsir Al Quran Dr Quraissy Shihab (1992) berarti daya nalar, yaitu potensi atau kemampuan berfikir logis atau kata lain “akal”. Dalam Ibnu Katsir juz 11 halaman 580 Af-idah berarti akal yang menurut sebagian orang tempatnya dijantung (Qalbu). Sedangkan sebagian lainya menyatakan bahwa Af-idah itu terdapat dalam otak (dimagh).

b.      Hadist
Hadits Nabi 
Artinya  : “Carilah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”.
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok islam dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang. Bedasarkan idea tersebut konsepbelajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajan berkesinambungan (continuing learning). Dengan terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dari generasi muda, mereka tidak akan menjadi snile atau pikun secara dini, dan tetap dapat memberikan sumbangannya bagi kehidupan di lingkungannya
c.       Gambar
Gambar : Area-area penelitian utama dalam psikologi kognitif.

Teori Pemrosesan Informasi (Information Processing Theory)
http://tdixonblog.wordpress.com

  6.      APLIKASI TEORI BERDASARKAN TEORI BELAJAR PSIKOLOGI KOGNITIF

LATIHAN PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERDASARKAN TEORI PSIKOLOGI KOGNITIF

Biodata Siswa
Nama                           : Fadhlan Ramadhan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Desember 2000
Umur                           : 13 tahun
Berat Badan                : 50 Kg
Tinggi Badan              : 150 Cm

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
 (RPP)



Sekolah                             :     SMP
Kelas / Semester              :     VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran                :     IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu                  :     2 X 40’

Standar Kompetensi       :     1.     Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.

Kompetensi Dasar           :     1.3   Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran     :    
      ·         Perkembangan Psikomotorik
1.Siswa mampu mempraktekan cara menentukan besaran panjang suatu benda dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup (P3).
Alasan :
   Berdasarkan Teori Psikomotorik bahwa peserta didik dapat dikategorikan sebagai masa remaja. Pada masa ini anak tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Jadi berdasarkan karakteristik tersebut setelah kegiatan belajar mengajar siswa mampu mempraktekan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
      ·         Perkembangan Kognitif
2. Siswa mampu menerangkan cara menentukan besaran massa suatu benda dengan menggunakan neraca Ohaus dan neraca elektronik (C2).
Alasan :
   Berdasarkan Teori Perkembangan Kognitif Piaget, bahwa siswa dikategorikan pada periode operasional formal. Tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Jadi setelah proses belajar dilakukan maka siswa mampu menerangkan kembali materi yang diterangkan oleh pendidik
      ·         Perkembangan Afektif
3. Siswa mampu mengaitkan alat-alat laboratorium yang lain beserta fungsinya (A4).
Alasan :
        Menurut Bloom (1956) aspek afektif dibagi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1.      Penerimaan
2.       Menanggapi atau partisipasi
3.       Penilaian atau penentuan sikap.
4.       Pengaturan atau pengorganisasian
      Kata mengaitkan adalah salah satu kata kerja oprasional yang terdapat pada kategori pengaturan atau pengorganisasian. Artinya segala sesuatu yang dapat diatur dalam pikiran-pikiran berdasarkan materi yang bersifat objektif. Mengaitkan disini berarti menangkap relasi nilai materi pelajaran yang telah diajarkan, sehingga diharapkan siswa mengerti kaitan materi-materi yang telah disampaikan.
5.       Pembentukan pola
      ·         Perkembangan Konsep Diri dan Emosi
4. Siswa mampu menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dalam mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
Alasan :
     Upaya mengembangkan emosi remaja dan implikasinya bagi pendidik dengan menggunakan interverensi yang dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium tentang unsur-unsur aktif program pencegahan, yaitu :
     1. Pengembangan keterampilan emosional
     2. Perkembangan keterampilan kognitif
         Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu adalah  belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
     3. Perkembangan keterampilan prilaku
     Diharapkan siswa mampu mengonsep diri dan emosi dari pelajaran yang diberikan dengan baik.
      ·         Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
5. Siswa mampu mengaspirasikan pendapatnya dalam mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
Alasan :
Pada masa usia 11-13 tahun, pengertian anak tentang baik-buruk tentang norma-norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku dilingkungannya menjadi bertambah dan juga menjadi fleksibel,tidak sekaku saat di usia anak-anak awal. Mereka mulai memahami bahwa penilaian baik buruk atau aturan-aturan dapat diubah tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku tersebut.  Sehingga diharapkan siswa dapat mengapresiasikan pendapatnya secara baik dan benar setelah pembelajaran.
      ·         Perkembangan Kreativitas
6. Siswa mampu menciptakan alat-alat sederhana yang menyerupai alat-alat ukur alboraturium untuk mempelajari benda-benda alam.
Alasan :
     Berdasarkan Teori Eksistensial (Teori Kreativitas), diketahui bahwa kreativitas yaitu proses melahirkan sesuatu yang baru dari hasil perjumpaan baik manusia dengan manusia maupun manusia dengan alam. Dengan menciptakan alat sederhana yang ada diidupan sehari-hari, diharapkan peserta didik dapat berkreasi dengan imajinasinya.


v  Karakter siswa yang diharapkan :        Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)


Materi Pembelajaran      :    Pengukuran

Metode Pembelajaran     :   Model:
                                               -        Direct Instruction (DI)
                                                -       Cooperative Learning
                                                Metode:
                                                -       Diskusi kelompok
                                                -       Eksperimen
Evaluasi
Cara Mengatasi Lupa dan Jenuh dalam Belajar
·          Kiat mengurangi lupa
       Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa, diantaranya : 
       1.    Overlearning (belajar lebih) yaitu belajar dengan melebihi batas penguasaan atas materi pelajaran tertentu. Upaya ini dapat dilakukan dengan belajar lebih dari pada kebiasaan-kebiasaan yang berklaku sehingga dapat memperkuat penyimpanan terhadap materi pelajaran yang dipelajari.
       2.    Extra study time (tambahan jam pelajaran) yaitu upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekrapan) aktifitas belajar. Sehingga dapat memperkuat terhadap materi yang dipelajari. 
       3.    Mnemonic device (muslihat memori) yaitu upaya yang dijadikan alat pengait mental untuk mamasukkan item-item informasi kedalam sistem akal siswa. Macam-macam memonic device : 
             a. Rima (Rhyme) yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri dari atas kata dan istilah. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya jika diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan.
             b. Singkatan yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah. Misalnya untuk menghafal bacaan idgham bighunnah dalam ilmu tajwid dengan menggunakan singkatan ”yanmu”.
             c. Sistem kata pasak (peg word system) yakni sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru yang dibentuk berpasangan seperti panas api.
             d. Metode losai (method of loci) yaitu kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kota dan istilah tertentu. Misalnya nama ibu kota Amerika Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara itu (Gerorge washington)
       4.    Mengelompokkan kata / istilah tertentu dalam susunan yang logis.
       5.    Jembatan logika yaitu suatu siasat untuk menyerap, mengolah dan menyiapan informasi penting berupa pokok dalam penggalian informasi yang telah tersimpan dalam memori. Teknik ini berbentuk skema atau bagan yang dibentuk sedemikian rupa berdasarkan pokok pikiran dari suatu gagasan. 
·          Cara-cara mengatasi jenuh belajar
Ada beberapa cara untuk menanggulangi jenuh belajar yaitu: 
1. Istirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan takaran yang cukup banyak.
2. Menjadwal dengan baik proses belajarnya.
3. Menata kembali lingkungan belajarnya meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk belajar.
4. Memberi stimulasi baru dan motivasi agar siswa merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
5. Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi. 
Teori Bakat Multiple Intellegence

             Dalam pengevaluasian kegiatan belajar atau hasil belajar siswa, hendaknya guru memerhatikan aspek-aspek psikologis siswa,seperti yang ada dalam Teori Intelegensi (kecerdasan), meliputi 8 jenis kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan linguistikkecerdasan logika-matematikakecerdasan visual spasialkecerdasan gerak tubuhkecerdasan musikalkecerdasan interpersonalkecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
             Penilaian dapatdilakukan dengan melihat kecerdasan bahasa, logika, ketuhanan, keaktifan.
           Dalam hal ini peserta didik yang saya ajar memiliki teori bakat kecerdasan linguistic , karena siswa dapat menghapal teori-teori yang di berikan. 

Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA
a.   Kegiatan Pendahuluan
      Motivasi dan apersepsi
      -     Bagaimana cara menggunakan alat ukur sederhana?
      -     Bagaimana mendapatkan hasil pengukuran yang tepat?
      -     Prasyarat pengetahuan
      -     Apakah Satuan Internasional (SI) dari besaran panjang, massa dan waktu?
      -     Bagaimana mengkonversi satuan dari hasil pengukuran ke dalam Satuan Internasional (SI) ?
      Pra eksperimen
      -     Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang digunakan dalam pengukuran.

b.   Kegiatan Inti.
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Mengetahui cara menentukan besaran panjang suatu benda dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
F Mengetahui cara menentukan besaran massa suatu benda dengan menggunakan neraca Ohaus dan neraca elektronik.
F Mengetahui cara menentukan besaran waktu dengan menggunakan stopwatch.
F Mengetahui cara menentukan volume benda padat yang bentuknya teratur dan tidak teratur.
F Mengetahui alat-alat laboratorium yang lain beserta fungsinya
F melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
F menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
F memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
F Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil mistar, jangka sorong dan mikro-meter sekrup.
F Guru mempresentasikan bagian-bagian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup dan menunjukkannya kepada peserta didik.
F Guru meminta salah satu peserta didik untuk melakukan hal yang sama seperti yang ditunjukkan oleh guru, jika ada kesalahan langsung diberi umpan balik.
F Guru mendemonstrasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur, pengukuran suatu objek, cara membaca skala, menentukan nilai dan membandingkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
F Guru juga melakukan hal yang sama terhadap alat ukur neraca Ohaus, neraca elektronik dan stopwatch.
F Peserta didik mengerjakan lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru.
F Guru memeriksa kegiatan pengukuran yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
F memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
F memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
F memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
F memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
F memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Ø  berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø  membantu menyelesaikan masalah;
Ø  memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø  memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
Ø  memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;
F melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
F memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
F Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
F Peserta didik (dibimbing oleh guru) merangkum kegiatan yang telah dilaksanakan.   .         
Uji kompetensi lisan:
Ø  Sebutkan bagian-bagian dari jangka sorong, mikrometer sekrup dan neraca Ohaus.
Ø  Sebutkan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.

Sumber Belajar
a.   Buku IPA Terpadu
b.   Buku kerja
c.   Alat-alat ukur

Penilaian Hasil Belajar

Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal  
§ Mengukur besaran fisika secara baik dan benar dengan meng-gunakan alat ukur

§ Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengu-kuran.

Tes tertulis
Tes uraian
  • Sebutkan lima macam alat laboratorium
      beserta fungsinya

Contoh Instrumen:
      -     Instrumen eksperimen
            Menentukan volume benda padat yang bentuknya tidak teratur dengan menggunakan gelas ukur.
Benda
Volume air
Volume benda + air
Volume benda
Benda 1



Benda 2



Benda 3



           


Mengetahui,
Kepala SMP/MTs ……………



(__________________________)
NIP/NIK :

…..,……………………  20 …….
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam



(_______________________)
NIP/NIK :


SUMBER

Nadir, & dkk. (2009). Paket 1-7 PSIKOLOGI BELAJAR Edisi Pertama. Surabaya: Amanah Pustaka.
Ormrod, J. E. (2009). EDISI KEENAM Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Siregar, E., & Nara, h. (2010). TEORI BELAJAR dan PEMBELAJARAN. Bogor: Ghalia Indonesia.
Solso, R. L., & dkk. (2007). PSIKOLOGI KOGNITIF Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka